Sabtu, 08 Desember 2012

Kenali Gejala Penuan Dini


 PENUAAN DINI adalah proses di mana otak dan jaringan saraf mengalami proses penuaan yang semestinya belum terjadi. Penuaan dini dalam bentuk yang paling parah adalah penyakit Alzheimer. Gejala penuaan dini dapat dikenali, dan selagi masih dalam taraf awal sebaiknya dikelola agar tidak terjadi makin cepat. Dewasa ini sangat memprihatinkan, penuaan dini semakin banyak terjadi pada usia muda.

Salah satu dugaan penyebabnya ialah karena terlalu padatnya otak dipenuhi sajian-sajian yang sudah matang, antara lain yang paling nyata adalah kaum muda terlalu banyak menghabiskan waktunya di depan televisi. Karena terlalu banyak informasi yang disajikan televisi, sajian yang sudah matang diterima otak maka otak lambat laun kehilangan daya kreatifnya. Inilah pemicu paling awal dari proses penuaan dini.

Ada 10 gejala penuaan dini yang segera dapat kita kenali dan sebaiknya juga segera kita kelola agar tidak melaju menjadi Alzheimer nantinya.

1. Anda makin sering lupa janji; lupa apa-apa yang dibicarakan atau dibaca/ditonton, menurunnya kemampuan menceritakan kembali peristiwa atau apa pun yang habis Anda alami; menurunnya kemampuan menyimak saat diajak bicara orang lain; terkesan seperti ‘tidak mendengar’ padahal Anda tidak tuli.

- jika dalam pembicaraan Anda merasa ‘tidak mendengar’, jangan bertanya ulang secara pasif (bukannya: "apa?"), upayakan mengulang secara aktif/proaktif (apa pun yang Anda kira Anda dengar/pahami: misalnya: "kamu bilang: 'si Badu kehilangan ponsel atau ransel?' "), kemudian minta dibetulkan jika salah.

- melakukan resume apa pun yang habis dibaca, ditonton. Anda nonton sajian di TV, bawalah notes, saat jeda iklan, berusahalah meresume apa pun yang barusan tersaji tadi; demikian juga setiap selesai membaca satu artikel.

2. Menurunnya semangat untuk beraktivitas harian, terutama yang banyak merupakan pemikiran: misalnya, Anda biasanya suka membaca koran, tiba-tiba merasa ‘semua beritanya kok itu-itu saja’ dan Anda malas membaca koran lagi.

- paksakan diri, minta pasangan atau sahabat melakukan ‘pemaksaan’ buat Anda apa pun aktivitas yang biasanya Anda suka lakukan.

3. Sulit menemukan sebuah kata saat sedang dalam pembicaraan. Misalnya, sedang dalam pembicaraan bersama teman, Anda hendak mengatakan kata “terlibat” (Anda tahu yang Anda maksudkan tapi lupa kata itu).

- selalu membekali notes kecil dan alat tulis, setiap kali Anda kesulitan menemukan kata tertentu itu, setelah ingat, segera tulis di notes Anda, nanti kata apa pun itu (dalam hal contoh itu kata “terlibat”), Anda sering-sering baca ulang untuk menghasilkan ‘cetakan’ atas kata “terlibat” itu di memori.

4. Kehilangan rasa waktu dan orientasi tempat: Anda sering ‘lupa waktu’ walau untuk hal-hal sepele, misalnya sudah sore dan Anda masih juga belum mandi, padahal tak ada penghalang apa pun.

Anda sering ‘lupa tempat’: di mana Anda letakkan suatu barang, padahal belum terlalu lama Anda lakukan.

- Orientasi waktu: Berusaha selalu tepat waktu atau ‘lima menit sebelumnya’ dan hindari terlambat dalam segala acara; berusaha menyelesaikan semua hal tepat waktu (mandi begitu tiba waktunya dst).

- Orientasi tempat: catat di notes Anda, atau belajar 'memasukkan dalam otak' (memaksa menghafal) lokasi-lokasi di mana Anda letakkan barang-barang tidak biasa di lokasi tidak biasa, misalnya memindahkan tempat Anda biasa meletakkan sepatu, kemudian Anda 'menghafalnya' atau menulisnya di notes, kemudian di akhir hari tengok atau baca ulang di notes. Lakukan pada beberapa benda sehingga otak terlatih sadar lokasi.

5. Menurunnya upaya menampilkan diri secara rapi: Anda mulai merasa ‘tidak ada gunanya tampil rapi’ atau ‘toh nanti juga kotor lagi’ dst. Anda kehilangan kepekaan membedakan antara tampil rapi dan tampil seadanya.

- bekerja sama dengan pasangan/sahabat untuk ‘memaksa’ Anda agar Anda selalu tampil rapi
6. Kesulitan berhitung, bahkan untuk perhitungan sederhana seperti 26 + 58 Anda merasa membutuhkan waktu lebih lama.

- hindari pemakaian kalkulator untuk perhitungan-perhitungan sederhana; lakukan permainan ‘mencongak’ bersama teman-teman.

7. Perasaan mudah curiga (paranoid) dan cenderung agresif (‘galak’ dan mudah menyerang orang lain): Anda mendengar sebuah topik dikemukakan teman, tiba-tiba saja Anda merasa ‘ada udang di balik batu’ padahal sebenar-benarnya tak ada apa-apa; teman Anda sedang melontarkan ‘joke’ tiba-tiba Anda merasa tersinggung berat dan Anda naik pitam tanpa alasan jelas.

- bekerja sama dengan pasangan/sahabat untuk sensitif dan segera mengingatkan jika Anda berperasaan curigaan atau mulai berperilaku agresif/galak. Anda harus bersedia membuka diri ketika tiba-tiba Anda merasa curiga tanpa sebab yang jelas.

8. Suka ‘kabur’ tanpa sebab pasti: Anda tiba-tiba ingin ‘menghilang’ atau ingin sekadar ‘berkeliaran’ tanpa punya tujuan jelas, ‘pokoknya pengen pergi’ saja.

- bekerja sama dengan pasangan/sahabat untuk sekalian mengajak ‘keluar’ dan ‘berpetualang’ dan ‘berkeliaran’ secara terprogram.

9. ‘Mood’ yang berubah negatif secara drastis, Anda tiba-tiba merasa cemas, tiba-tiba merasa sedih, tertekan tanpa sebab yang jelas:

- bekerja sama dengan pasangan/sahabat untuk menyadari dan peka akan fenomena ini dan selalu siap mendampingi Anda dan mengajak / ‘memaksa’ Anda segera bangkit lagi

10. Kehilangan semangat dan inisiatif: Anda makin sering acuh tak acuh: ‘ya terserahlah’ dan tidak pedulian.

- membuat program yang berjalan panjang dan rutin sekaligus berisi ‘tantangan’ misalnya: kliping surat kabar serta membuat resume atas klipingnya; belajar memainkan alat musik (gitar, piano); menulis artikel, menulis resume apa pun yang dibaca atau ditonton di TV; menulis buku harian secara tekun; mencari dan mengumpulkan kisah-kisah humor.

Bekerja sama dengan kelompok untuk memanfaatkan hasil program panjangnya sehingga tidak terasa sia-sia yang bisa menumbuhkan kebosanan.


   * Semoga bermanfaat buat semuanya ^^

Jumat, 07 Desember 2012

Cara membuat cerpen yang baik

 Cara membuat cerpen yang baik
Menulis cerpen (cerita pendek) dapat menjadi permulaan karir yang baik sebagai penulis fiksi. Menulis cerita yang sangat panjang, seperti novel pastilah lebih membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Belum lagi mencari penerbit yang mau menerbitkannya. Cerita pendek dapat menjadi terobosan dalam karir menulis. Lebih banyak alternatif bagi penulis cerita pendek untuk dikenal, daripada novel. Majalah dan koran banyak yang menerima cerita pendek. Blog bisa juga menjadi alternatif dimuatnya cerita pendek di internet. Seringnya nama penulis muncul dalam cerita pendek yang dimuat di berbagai majalah dan koran, bisa menjadi pertimbangan positif bagi penerbit, bila penulis tersebut menyodorkan naskah cerita yang lebih panjang seperti novel ke penerbit.
Tulisan ini ditujukan pada penulis pemula yang ingin menulis cerita pendek dengan baik. Sesuai namanya, menulis cerita pendek memiliki keunikan tersendiri.
Tema
Sebaiknya Anda memiliki tema yang jelas saat menulis cerpen, tentang cerita seperti apa yang ingin Anda tulis. Pesan apa yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca. Dengan adanya tema, yang menjadi tulang punggung cerita, maka cerpen Anda akan meninggalkan kesan tersendiri pada pembaca. Penetapan tema dari awal juga berguna agar saat menulis, Anda tidak terlalu jauh melenceng dari cerita sudah ditetapkan.
Alur cerita
Fokuslah pada satu alur cerita sesuai dengan tema yang sudah ditetapkan sebelumnya. Karakter tambahan, sejarah, latar belakang, dan detail lainnya sebaiknya memperkuat alur cerita ini. Percabangan alur cerita mutlak harus dihindari.
Karakter
Jangan menggunakan jumlah karakter yang terlalu banyak. Semakin banyak karakter bisa membuat cerita Anda menjadi terlalu panjang dan tidak fokus pada tema. Gunakan karakter secukupnya yang sesuai dengan alur cerita.
Sepenggal kisah hidup
Namanya saja cerita pendek, sehingga cerpen hanya menceritakan tentang sekelumit kisah dalam hidup karakter yang Anda buat. Jika karakter Anda memiliki kisah hidup yang sangat panjang, tulis hanya sebagai background yang menjadi penguat tema cerita tersebut. Tekankan hanya pada satu bagian dari hidupnya untuk ditulis.
Penggunaan kata
Bagaimanapun cerpen memiliki keterbatasan dalam jumlah kata yang bisa dipakai, apalagi cerita super pendek seperti flash fiction. Seringkali majalah atau koran tertentu benar-benar membatasi jumlah kata yang bisa dipakai. Jadi, Anda sebaiknya menggunakan pilihan kata yang efisien dan menghindari menggunakan kalimat deskriptif yang berpanjang-panjang.
Impresi
Secara tradisional, cerpen dimulai dengan pengenalan karakter, konflik, dan resolusi. Alternatif lain, adalah Anda dapat membuat impresi pada pembaca justru pada awal cerita, dengan langsung menghadirkan konflik. Karakter Anda sudah berada di dalam kekacauan besar. Hal ini akan membuat pembaca semakin penasaran, ada apa yang terjadi sebenarnya, bagaimana karakter tersebut akan mengatasi persoalannya. Pengenalan karakter, setting, dll dapat dilakukan secara perlahan-lahan di bagian cerita berikutnya.
Kejutan
Beri kejutan pada pembaca di akhir cerita. Hindari membuat akhir cerita yang mudah ditebak.
Konklusi
Jangan biarkan pembaca meraba-raba dalam gelap pada akhir cerita Anda. Pastikan konklusi di akhir cerita Anda memuaskan, tetapi juga tidak mudah ditebak. Pembaca perlu dibuat berkesan pada akhir cerita, tentang apa yang terjadi pada karakter tersebut. Akhir cerita yang mengesankan akan selalu diingat oleh pembaca, bahkan setelah lama mereka selesai membaca cerita tersebut. Para penulis pemula seringkali disarankan untuk menggunakan pengandaian berikut ini ketika mulai menyusun cerpen mereka:
  1. Taruh seseorang di atas pohon.
  2. Lempari dia dengan batu.
  3. Buat dia turun.
Kelihatannya aneh, tapi coba Anda pikirkan baik-baik, karena saran ini bisa diterapkan oleh penulis mana saja. Nah, ikuti langkah- langkah perencanaan seperti yang disarankan di bawah kalau Anda ingin menulis cerpen-cerpen yang hebat.
Perencanaan Cerpen
Taruh seseorang di atas pohon: munculkan sebuah keadaan yang harus dihadapi tokoh utama cerita.
Lempari dia dengan batu: Dari keadaan sebelumnya, kembangkan suatu masalah yang harus diselesaikan si tokoh utama tadi. Contoh: Kesalahpahaman, kesalahan identitas, kesempatan yang hilang, dan sebagainya.
Buat dia turun: Tunjukkan bagaimana tokoh Anda akhirnya mengatasi masalah itu. Pada beberapa cerita, hal terakhir ini seringkali juga sekaligus digunakan sebagai tempat memunculkan pesan yang ingin disampaikan penulis. Contoh: Kekuatan cinta, kebaikan mengalahkan kejahatan, kejujuran adalah kebijakan terbaik, persatuan membawa kekuatan, dsb. Ketika Anda selesai menulis, selalu (dan selalu) periksa kembali pekerjaan Anda dan perhatikan ejaan, tanda baca dan tata bahasa. Jangan menyia-nyiakan kerja keras Anda dengan menampilkan kesan tidak profesional pada pembaca Anda.
Praktekkan perencanaan sederhana ini pada tulisan Anda selanjutnya.
Tema
Setiap tulisan harus memiliki pesan atau arti yang tersirat di dalamnya. Sebuah tema adalah seperti sebuah tali yang menghubungkan awal dan akhir cerita dimana Anda menggantungkan alur, karakter, setting cerita dan lainnya. Ketika Anda menulis, yakinlah bahwa setiap kata berhubungan dengan tema ini. Ketika menulis cerpen, bisa jadi kita akan terlalu menaruh perhatian pada satu bagian saja seperti menciptakan penokohan, penggambaran hal-hal yang ada, dialog atau apapun juga, untuk itu, kita harus ingat bahwa kata-kata yang berlebihan dapat mengaburkan inti cerita itu sendiri.
Cerita yang bagus adalah cerita yang mengikuti sebuah garis batas. Tentukan apa inti cerita Anda dan walaupun tema itu sangat menggoda untuk diperlebar, Anda tetap harus berfokus pada inti yang telah Anda buat jika tidak ingin tulisan Anda berakhir seperti pembukaan sebuah novel atau sebuah kumpulan ide-ide yang campur aduk tanpa satu kejelasan.
Tempo Waktu
Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif biasanya menampilkan sebuah tempo waktu yang pendek. Hal ini bisa berupa satu kejadian dalam kehidupan karakter utama Anda atau berupa cerita tentang kejadian yang berlangsung dalam sehari atau bahkan satu jam. Dan dengan waktu yang singkat itu, usahakan agar kejadian yang Anda ceritakan dapat memunculkan tema Anda.
Setting
Karena Anda hanya memiliki jumlah kata-kata yang terbatas untuk menyampaikan pesan Anda, maka Anda harus dapat memilih setting cerita dengan hati-hati. Disini berarti bahwa setting atau tempat kejadian juga harus berperan untuk turut mendukung jalannya cerita. Hal itu tidak berarti Anda harus selalu memilih setting yang tipikal dan mudah ditebak. Sebagai contoh, beberapa setting yang paling menakutkan bagi sebuah cerita seram bukanlah kuburan atau rumah tua, tapi tempat-tempat biasa yang sering dijumpa pembaca dalam kehidupan sehari-hari mereka. Buatlah agar pembaca juga seolah-olah merasakan suasana cerita lewat setting yang telah dipilih tadi.
Penokohan
Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen cukup memiliki sekitar tiga tokoh utama saja, karena terlalu banyak tokoh malah bisa mengaburkan jalan cerita Anda. Jangan terlalu terbawa untuk memaparkan sedetail-detailnya latar belakang tiap tokoh tersebut. Tentukan tokoh mana yang paling penting dalam mendukung cerita dan fokuskan diri padanya. Jika Anda memang jatuh cinta pada tokoh-tokoh Anda, pakailah mereka sebagai dasar dalam novel Anda kelak.
Dialog
Jangan menganggap enteng kekuatan dialog dalam mendukung penokohan karakter Anda, sebaliknya dialog harus mampu turut bercerita dan mengembangkan cerita Anda. Jangan hanya menjadikan dialog hanya sebagai pelengkap untuk menghidupkan tokoh Anda. Tiap kata yang ditaruh dalam mulut tokoh-tokoh Anda juga harus berfungsi dalam memunculkan tema cerita. Jika ternyata dialog tersebut tidak mampu mendukung tema, ambil langkah tegas dengan menghapusnya.
Alur
Buat paragraf pembuka yang menarik yang cukup membuat pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Pastikan bahwa alur Anda lengkap, artinya harus ada pembukaan, pertengahan cerita dan penutup. Akan tetapi, Anda juga tidak perlu terlalu berlama-lama dalam membangun cerita, sehingga klimaks atau penyelesaian cerita hanya muncul dalam satu kalimat, dan membuat pembaca merasa terganggu dan bingung dalam artian negatif, bukannya terpesona. Jangan pula membuat "twist ending" (penutup yang tak terduga) yang dapat terbaca terlalu dini, usahakan supaya pembaca tetap menebak-nebak sampai saat-saat terakhir. Jika Anda membuat cerita yang bergerak cepat, misalnya cerita tentang kriminalitas, jagalah supaya paragraf dan kalimat-kalimat Anda tetap singkat. Ini adalah trik untuk mengatur kecepatan dan memperkental nuansa yang ingin Anda sajikan pada pembaca.
Baca ulang
Pembaca dapat dengan mudah terpengaruh oleh format yang tidak rapi, penggunanaan tanda baca dan tata bahasa yang salah. Jangan biarkan semua itu mengganggu cerita Anda, selalu periksa dan periksa kembali.